SHINee forever

SHINee forever
shinee world

Jumat, 05 Maret 2010

knight and the princess part 1

annabeth masih diam, terduduk di tanah, tak peduli dengan pecahan keramik berserakan disekelilingnya. jonghyun terus berusaha membujuknya. jonghyun meyakinkan annabeth, bahwa key baik-baik saja, walau ia sendiri mulai meragukannya.
annabeth hanya bisa diam. Matanya sembab karena menangis lagi. jonghyun pun mulai kewalahan.
“Ayolah, annabeth! Kita tetap harus mencari! Kita harus menemukan key! Baru kita bisa mengambil kesimpulan apa yang sebenarnya terjadi” seru jonghyun, akhirnya.
“Bagaimana… bagaimana kalau key memang sudah mening…gal…?” tanya annabeth. Ia terisak lagi.
“Kalau memang dia sudah meninggal setidaknya kita bisa menguburkannya! Kalau memang dia sudah dikuburkan, setidaknya kita bisa melihat makamnya!” jawab jonghyun. Setelah itu ia menunduk dalam-dalam. “Tidak…. Dia belum mati! Aku tak akan percaya jika belum melihatnya” katanya lagi.
“Aku takut…. Aku takut menghadapi kenyataan…. Aku takut jika semua dugaanku benar…. Aku tidak siap….” Bisik annabeth.
“annabeth harus bisa. annabeth harus kuat!” kata jonghyun sambil menggenggam tangan annabeth.
annabeth menggeleng. “Aku tidak mau kehilangan key!! Tidak mau….” Sahut annabeth.
“annabeth, ingat! Belum tentu dia sudah mati!” kata jonghyun. “Ayo, annabeth! Kita jalan lagi. Kita cari key sampai benar-benar kita temukan. Kita harus siap. Kita harus kuat. Kalau bayangan atau mungkin roh itu datang lagi, kita harus mengejarnya. Dan kita tetap harus mencari dimana key sebenarnya!”
“jonghyun, mengertilah… Aku tak bisa…..” kata annabeth.
“Aku tahu. Aku sangat mengerti. Aku tahu kamu sangat sayang pada key dan tak ingin kehilangannya. Karena itu… kalau kamu benar-benar menyayanginya…. Ayo kita temukan key! Kita harus bisa menemukannya apapun akhirnya. Simpan air matamu itu untuk nanti. Mungkin saja kan, air mata yang mengalir nanti malah air mata bahagia?” jawab jonghyun.
annabeth mencoba mengusap air matanya yang masih belum berhenti mengalir. “Tapi… tapi aku….” bisiknya lagi.
“Aku ada di sini. Yang lainnya juga… semua akan selalu berada di dekat annabeth. Semuanya pasti akan mendukungmu dan menjagamu” kata jonghyun. Ia pun menarik tangan annabeth. “Ayo, kita pergi”
annabeth tak bersikukuh lagi. Ia bangkit berdiri dengan lesu. Namun annabeth jatuh lagi. Ia hampir menyentuh tanah kalau jonghyun tidak menariknya. “Maaf…” bisik annabeth.
“Semangat, dong! Kita harus tetap berusaha dan tak boleh menyerah. Kita pasti bisa menemukan key” kata jonghyun.
annabeth hanya mengangguk. jonghyun pun menuntunnya yang masih gemetar. Mereka hendak melanjutkan pencarian.
“Nah, key! Kalau begini terus princess-mu kuambil lho!” kata jonghyun dalam hati. “Karena itu… kumohon, kembalilah!”


Buaya-buaya itu mengepung dan menyerang minho beserta yang lainnya. Dengan sigap kelima anak itu menghadapi mereka. taemin menyerang dengan kekuatan anginnya, onew dengan kekuatan apinya. Sementara di sisi lain min ho mengatasi dengan kekuatan air dan es. hong gi menghadapi dengan badai. jong hoon membuat tameng yang menjaga mereka jika ada buaya yang lolos dari serangan.
Dalam sekejap mereka berlima menang.
“Berhasil…” kata taemin.
“Sebenarnya kenapa dengan hewan-hewan itu? Mereka tiba-tiba menyerang kita” tanya minho.
Tak ada yang bisa menjawabnya.
“Sebaiknya kita segera pergi dari sini” kata minho, ia berbalik.

Yang lainnya hendak menyusul. Namun…
“Teman-teman, lihat itu!!!” seru taemin.
Semuanya segera berbalik.
Buaya-buaya yang tadi roboh bangkit kembali. Dan menyerang mereka lagi, bahkan dengan lebih brutal. mereka cukup terdesak.
“Kenapa mereka bisa seperti ini?” tanya hong gi.
“Jangan-jangan mereka juga dikendalikan oleh sesuatu?” tanya onew.
Mendengar itu, hong gi pun menghembuskan kekuatan angin ke arah semua buaya. Benar, seperti saat di Green Forest, ada seekor buaya yang tidak dihinggapi bayangan putih.
“Kau pemimpinnya!!” seru taemin sambil menyerang langsung ke arah buaya itu.
Tiba-tiba saja buaya itu berubah dengan sangat cepat. Ia kini berwujud laki-laki berjubah hitam. Lelaki itu dengan cepat menangkis serangan taemin. Dan mendadak ia sudah melesat melewati taemin.
taemin menoleh ke belakang. Ia langsung waspada. Namun ternyata bukan dia tujuan orang itu. Orang itu melesat, melewati serangan para buaya dan….
“onew , awas!!!!” seru hong gi.
onew menoleh ke belakangnya. Terlambat. Tujuan orang itu adalah dirinya!
“onew !!!” seru jonghoon.
Orang itu mengarahkan pedangnya pada onew dan menangkapnya.
“onew hyung!” taemin cemas. Ia hendak menyerang orang misterius itu.
“Jangan bergerak!!” seru orang itu. “Atau nyawa manusia ini melayang”
“Lepaskan onew!” seru hong gi.
“Kau mau aku membunuh manusia ini sekarang?” ancam orang itu.
Semua langsung terdiam.


onew tertangkap. Dan akhirnya yang lainnya terpaksa menyerah. Mereka pun digiring ke sebuah tempat di pinggir sungai dan dibiarkan bebas di sana.
“Saat ini kalian sedang berada dalam dimensi lain. Jangan berpikiran untuk lolos dari sini, karena percuma saja” sahut orang itu sebelum pergi.
Semuanya pun terduduk lesu di rerumputan.
“Maafkan aku. Karena aku, kita jadi tertangkap” kata onew.
hong gi menggeleng. “Sudahlah…” katanya. “Sekarang kita harus memikirkan cara untuk bebas dari sini”
“Tapi… Memang kita ada di dimensi lain seperti apa sih?” tanya jonghoon. Ia memandang sekitarnya. “Kita sedari tadi hanya berjalan biasa saja, tak tampak seperti sedang memasuki dimensi lain”
Memang, mereka ditempatkan di tempat yang seolah tak jauh berbeda dengan situasi di tempat tadi. Sekeliling mereka hanya pepohonan biasa. Dari kejauhan malah tampak sebuah rumah. Sementara di dekat mereka ada sungai kecil yang mengalir.
“Mungkin kalau kita berjalan ke arah sana, kita bisa menemukan sesuatu” kata taemin sambil menunjuk rumah itu.
“Percuma…” seseorang menyahut di dekat mereka.
onew, taemin ,min ho, hong gi dan jong hoon melihat sekitar mereka. Aneh, si pemilik suara itu tak tampak.
“Siapa yang tadi bicara?” tanya onew.
min ho hanya angkat bahu.
“Aku!!!” Kali ini suara itu terdengar kencang.
Semua langsung menoleh.
“Ini aku, jaejin!!” seru orang itu lagi.
Semuanya pun tersadar. Di dekat mereka ada seorang manusia yang sedang menggunting kuku.
“ jaejin!!!! Akhirnya kami menemukanmu!!!” hong gi langsung bersorak gembira dan memeluk jaejin.
“Hei, lepaskan aku! Aduuh!” seru jaejin.
“Iya, maaf! Sampai tak sadar” kata hong gi. Ia melepas jaejin.
“Syukurlah kamu selamat” kata min ho.
jaejin tersenyum namun segera tertunduk.
“Kalau begitu key sekarang ada di dekat sini ya? Kau bersamanya khan?” tanya taemin.
“Kami terpisah” sahut jaejin. Ia menghela napas.
“Apa yang terjadi?” tanya onew.
“Kami melawan orang berjubah hitam itu. Tapi kelelahan, sementara orang itu tidak. Akhirnya…..'' jaejin diam sejenak.
“Akhirnya??” hong gi tak sabaran.
“key…. Terkena serangan orang itu” sahut jaejin
“Tapi dia baik-baik saja kan??” tanya min ho.
jaejin menggeleng. “Aku tak tahu. Aku tak sempat memulihkannya. Tenagaku waktu itu terkuras habis karena pertarungan yang tak berakhir. Sebelum dilukai, key sempat meminta agar orang itu tak membunuhku. Lalu aku pun dibawa ke tempat ini” kata jaejin.
“Kejadiannya di sebuah rumah rusak ya?” tanya onew.
jaejin mengangguk.
“Kalau begitu, benar. Kami menemukan bekas darah yang masih cukup baru di lantai…” kata taemin.
Berarti key sendirian di sana… tanpa pertolongan??” hong gi cemas.
“Ya, aku kuatir mungkin dia sudah….” Kata jaejin.
“Tidak!!” bantah min ho. “Kenyataannya kita tak menemukan key di sana!”
“Benar juga. Kalau key memang meninggal waktu itu, seharusnya tubuhnya masih di sana!” kata onew.
“Kita hanya bisa berharap….” Kata jong hoon.



Siang berubah menjadi sore dan sore pun berganti menjadi malam. jonghyun dan annabeth telah lama berkeliling mencari key. Mereka pun menjadi lelah.
“Bagaimana kalau kita beristirahat di sini?” usul jonghyun.
annabeth menggeleng. “Aku ingin segera menemukan key” sahutnya. Namun ia terlihat sudah sangat lelah.
“Besok kita lanjutkan lagi, ya? Percuma saja kita mencari sekarang. Hari sudah gelap. Kita tak bisa melihat dengan jelas. Kalau besok, kita bisa mencari dengan teliti” kata jonghyun.
annabeth memandang jonghyun dengan tatapan malas. Ia tak ingin berdiam diri. Kalau bisa, ia ingin langsung menemukan key dan barulah beristirahat. Ia ingin agar perasaannya tenang. Tapi annabeth tahu, jonghyun benar. annabeth harus beristirahat. Dan percuma mencari di dalam kegelapan. annabeth pun akhirnya mengangguk.
jonghyun tersenyum. “Kalau begitu, kita cari rumah yang tidak terlalu berantakan saja” katanya. Ia menoleh ke kanan kiri. Ada dua rumah di sana. Satunya masih terlihat cukup baik.
Mereka berdua pun melihat keadaan di dalamnya. Ya, tak terlalu berantakan. Tak ada kaca-kaca pecah yang berbahaya. Tak lama kemudian, mereka telah duduk diam di dalam rumah itu.
annabeth tampak murung dan gelisah. Tapi ia mencoba menenangkan perasaannya. Berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia memang harus istirahat sekarang.
jonghyun membersihkan sedikit lantai di sekitar mereka dari tumpukan kayu bekas. Ia juga menyingkirkan sedikit debu. Ada sebuah sapu yang masih bisa dipakai di sudut rumah itu. “Kita makan dulu, yuk! Dari tadi siang kita belum makan” ajak jonghyun kemudian.
annabeth menggeleng. “Gelap” katanya. “Aku jadi tak ingin makan”
jonghyun menyalakan api dengan sisa-sisa kayu disekitarnya.
“Kamu harus makan! Kalau tidak, bagaimana kamu akan kuat mencari key besok?” kata jonghyun. Ia segera mengeluarkan kotak makanan dari tas yang dibawanya. “Ayo, makanlah” tawar jonghyun.
Kata-kata itu membuat annabeth tergerak. Ia meraih sepotong roti dari kotak bekal itu dan segera makan.
“Maaf ya... aku memang cuma membawa roti. Aku tak tahu kalau di sini sepi dari makhluk hidup lain. Padahal di green forest kita bisa berburu. Aku jadi menyesal tidak membawa cukup makanan” kata jonghyun sambil menikmati rotinya.
“Aku malah tidak bawa apa-apa. Kupikir aku bisa segera menemukan key….” Bisik annabeth.
“Besok pasti kita bisa menemukannya!” sahut jonghyun
“Kenapa kamu tampak seyakin itu?” tanya annabeth.
“Karena… kalau kita tak segera menemukan key dan pergi dari sini, kita akan mati kelaparan” canda jonghyun. “Ah, sudahlah! Kita pasti bisa segera menemukannya”
annabeth diam lagi. “Kira-kira key makan apa sekarang?” tanyanya dalam hati. “Dia juga tak tampak membawa bekal sewaktu berangkat ke sini”
jonghyun juga membawa beberapa botol minuman. Ia memberikan satu untuk annabeth.
Selesai makan, annabeth langsung merebahkan diri di lantai. Ia ingin segera tidur. Ia ingin pagi segera tiba, agar ia bisa segera pergi mencari key. jonghyun tak memprotes annabeth yang tidur lebih cepat. Ia pun memilih lekas tidur.
Tak lama kemudian mereka berdua terlelap.



Tengah malam.
annabeth dan jonghyun telah tertidur pulas. Mereka tak sadar ada yang mencoba mendekati mereka. Dan orang itu menghunuskan pedang ke arah mereka berdua.
“Yang mengganggu tidurku harus mati….” Bisik orang itu. Ia menyerang ke arah annabeth.
Trangggg…..
Terdengar suara pedang yang beradu. Mendengar itu, jonghyun dan annabeth terbangun.
Keadaan sekitar mereka gelap. Jadi mereka tak bisa mengetahui dengan jelas apa yang terjadi. Yang terdengar hanya suara pertarungan antara dua orang.
“Siapa?” tanya annabeth. “Siapa kalian?”
Tak ada jawaban.
jonghyun menyalakan api dengan kayu di dekatnya. Dan kini terlihat siapa saja orang-orang yang bertarung. Orang misterius berjubah hitam yang menyerang mereka kemarin. Dan key!
Orang misterius itu menoleh pada jonghyun dan annabeth yang telah terbangun. Mendadak ia pun mundur.
“Kalian tak akan lolos” bisiknya. Ia pun menghilang.
annabeth terpana melihat sosok key kembali berdiri di hadapannya. Ia tak peduli pada orang misterius itu. Ia menatap key. “Tapi… kenapa harus dalam situasi seperti ini lagi??” tanya annabeth dalam hati.
Ya, Sosok yang annabeth lihat sama seperti sosok yang dilihatnya sebelumnya. key tampak tak nyata. Walau annabeth dan jonghyun dapat melihat key, mereka juga bisa melihat pemandangan di belakang annabeth, menembus tubuh itu.
“Kenapa???” tanya annabeth. Ia memejamkan mata erat-erat, tak ingin mempercayai apa yang dilihatnya. “Kenapa, key?”
key hanya diam. Ia menatap annabeth. Ia tampak sedih sekali.
“Apakah benar…. Ini adalah tanda bahwa kamu memang sudah meninggal? Apakah aku sudah tak bisa bersama denganmu lagi?” tanya annabeth. Ia pun menatap key lekat-lekat.
Bibir key bergerak, seolah ingin mengatakan sesuatu. Tapi annabeth langsung maju. Ia melingkarkan tangannya ke sekeliling sosok key itu, seolah hendak memeluknya.
annabeth gemetar. “Biasanya aku bisa merasakan hangat tubuhnya… Biasanya aku merasa sangat nyaman di dekatnya…. Tapi sekarang…. Sudah tak mungkin lagi! Sudah tak mungkin!!” jerit annabeth dalam hati.
“Aku mengerti. Aku harus mencoba mengerti….” Bisik annabeth. “Aku harus kuat. Walaupun kau sudah tak ada lagi. Walaupun kita tak akan pernah bisa bersama lagi….”
“A-ku ma-sih hi-dup” Tiba-tiba jonghyun angkat bicara.
annabeth tersentak dan menoleh pada jonghyun. Rupanya jonghyun sejak tadi terus melihat key.
“A-ku ma-sih hi-dup… A-nna-bbb-etth….” Kata jonghyun lagi. jonghyun menoleh pada annabeth. “Aku sedang membaca gerak bibir key” katanya pada annabeth yang menatapnya heran.
annabeth nyaris tak percaya. Ia melepas ‘pelukannya’ dan menatap key lekat-lekat.
Bibir key bergerak lagi. “Ja-ngan me-na-ngis” jonghyun berusaha menerjemahkannya. “A-ku be-nar-be-nar ma-sih hidup”
“Benarkah itu? Benarkah kau masih hidup??” tanya annabeth, nyaris tak percaya.
key tersenyum dan mengangguk. Ia hendak bicara lagi.
“Wak-tu-ku ti-dak ba-nyak “ jonghyun menerjemahkan gerak bibir key lagi. “Ca-ri-lah… dan te-mu-kan a-ku…”
“Mencari? Kemana?” tanya annabeth.
Namun perlahan-lahan sosok key menghilang.
“key, tunggu! Kemana aku harus mencarimu???” seru annabeth.
key seolah hendak menjawab, namun sosoknya keburu lenyap.
“keyyyy!!!!” panggil annabeth. Ia pun berusaha tersenyum. “key, tunggu aku!!! Aku pasti akan segera menemukanmu!!”


Pagi-pagi annabeth telah bangun. Ia pun membangunkan jonghyun. annabeth ingin segera melanjutkan perjalanan. Ia tampak lebih bersemangat
jonghyun tampak senang dengan perubahan sikap annabeth. Tentu saja, kini mereka telah mengetahui bahwa key masih hidup. Hanya saja mereka harus mencarinya. Setelah makan sedikit roti, mereka melanjutkan pencarian. Tapi tetap saja, kemanapun mereka pergi, tak ada jejak key di sana.
“Seandainya saja key memberi petunjuk dimana kita harus menemuinya…” kata annabeth, lirih.
“Kemarin dia keburu menghilang. Kalau saja ia bisa menjelaskan kira-kira dimana dia berada sekarang…” kata jonghyun. “Tapi yang kemarin kita temui itu apa dong? Masa bayangan key? Roh key?”
“key kan berkata bahwa ia masih hidup! Masa rohnya kemana-mana?” annabeth tak setuju.
“Iya juga sih…” sahut jonghyun
“Yang pasti, kita akan tahu kalau sudah bertemu dengannya” kata annabeth.
jonghyun mengangguk-angguk. Dalam hati, ia benar-benar senang. “Akhirnya annabeth bisa bersemangat lagi!” pikirnya.
annabeth mengayunkan langkahnya dengan santai namun mantap. Senyumnya juga berbeda dari biasanya. Akhirnya ia bisa bangkit dari kesedihan.
Mendadak kabut tebal menyelimuti sekitar mereka. jonghyun buru-buru menggenggam tangan annabeth.
“Hati-hati, kita bisa tersesat” sahut jonghyun.
annabeth mengiyakan. Ia ingat saat kemarin terpisah dari teman-temannya. Waktu itu juga kabut tebal seperti itu muncul.
Tiba-tiba…
Seorang perempuan berjubah hitam dengan topeng itu datang lagi. Ya, dia adalah perempuan yang menghadang mereka kemarin, saat mereka itu baru terpisah dari yang lainnya.
“Jangan lari!” kata perempuan itu.
jonghyun menoleh pada annabeth.
annabeth hanya diam, dengan sikap waspada.
“Kita lari, annabeth! Dia tampak berbahaya….” Kata jonghyun. Ia siap berlari sambil menggenggam tangan annabeth.
annabeth pun hendak berbalik, siap pergi.
“Tunggu!” seru perempuan itu. “Dengarkan aku dulu! Aku tak bermaksud jahat”
annabeth berhenti dan menoleh. Ia menatap perempuan itu lekat-lekat.
jonghyun terpaksa diam juga. “Ayolah, annabeth! Bisa saja dia cuma berpura-pura” katanya.
Perempuan itu membuka topengnya. Kini tampaklah sesosok perempuan yang sangat cantik. Namun ia memiliki daun telinga yang aneh. Beda dari telinga manusia biasa, daun telinga perempuan itu meruncing.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya annabeth.
“Aku adalah wind fairy.Namaku soo eun kim soo eun” sahut perempuan itu.
“wind fairy? Kau ingin menangkap kami yang telah lancang masuk? Maaf, kami hanya ingin mencari teman-teman kami yang hilang” kata jonghyun.
“Bukan! Bukan aku yang menangkap teman-teman kalian!” sahut so eun. “Dan aku menemui kalian sejak kemarin karena ingin bertanya”
“Bertanya?” annabeth heran.
so eun mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya. Sepotong baju berwarna hijau. “Kalian mengenal pemilik baju ini?” tanya so eun.
annabeth terkejut. Ia sangat mengenalnya. Itu baju key! Ia memang memakai baju itu saat masuk ke hutan itu. “Ya…. Itu milik key!!” seru annabeth. Ia berlari kencang ke arah so eun.
“Benar juga.. kalau tak salah, itu namanya… manusia itu memanggilnya key” sahut so eun.
so eun pun memberikan baju kepunyaan key itu pada annabeth. jonghyun segera mendekati mereka. Bersama annabeth ia memperhatikan baju itu. Memang, annabeth tidak salah. key sering memakai baju itu sehingga mereka hapal. Namun kini ada noda darah di baju itu.
“Aku mencoba mencucinya, tapi noda itu sulit hilang” kata so eun.
annabeth mendekap baju itu erat-erat dan menatap so eun.
so eun pun tersenyum. “Ikut aku” ajaknya.
annabeth dan jonghyun saling pandang.
“Aku tahu dimana key berada sekarang” kata so eun lagi.

TO BE CONTINUED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar