SHINee forever

SHINee forever
shinee world

Jumat, 05 Maret 2010

knight and the princess part 1

annabeth masih diam, terduduk di tanah, tak peduli dengan pecahan keramik berserakan disekelilingnya. jonghyun terus berusaha membujuknya. jonghyun meyakinkan annabeth, bahwa key baik-baik saja, walau ia sendiri mulai meragukannya.
annabeth hanya bisa diam. Matanya sembab karena menangis lagi. jonghyun pun mulai kewalahan.
“Ayolah, annabeth! Kita tetap harus mencari! Kita harus menemukan key! Baru kita bisa mengambil kesimpulan apa yang sebenarnya terjadi” seru jonghyun, akhirnya.
“Bagaimana… bagaimana kalau key memang sudah mening…gal…?” tanya annabeth. Ia terisak lagi.
“Kalau memang dia sudah meninggal setidaknya kita bisa menguburkannya! Kalau memang dia sudah dikuburkan, setidaknya kita bisa melihat makamnya!” jawab jonghyun. Setelah itu ia menunduk dalam-dalam. “Tidak…. Dia belum mati! Aku tak akan percaya jika belum melihatnya” katanya lagi.
“Aku takut…. Aku takut menghadapi kenyataan…. Aku takut jika semua dugaanku benar…. Aku tidak siap….” Bisik annabeth.
“annabeth harus bisa. annabeth harus kuat!” kata jonghyun sambil menggenggam tangan annabeth.
annabeth menggeleng. “Aku tidak mau kehilangan key!! Tidak mau….” Sahut annabeth.
“annabeth, ingat! Belum tentu dia sudah mati!” kata jonghyun. “Ayo, annabeth! Kita jalan lagi. Kita cari key sampai benar-benar kita temukan. Kita harus siap. Kita harus kuat. Kalau bayangan atau mungkin roh itu datang lagi, kita harus mengejarnya. Dan kita tetap harus mencari dimana key sebenarnya!”
“jonghyun, mengertilah… Aku tak bisa…..” kata annabeth.
“Aku tahu. Aku sangat mengerti. Aku tahu kamu sangat sayang pada key dan tak ingin kehilangannya. Karena itu… kalau kamu benar-benar menyayanginya…. Ayo kita temukan key! Kita harus bisa menemukannya apapun akhirnya. Simpan air matamu itu untuk nanti. Mungkin saja kan, air mata yang mengalir nanti malah air mata bahagia?” jawab jonghyun.
annabeth mencoba mengusap air matanya yang masih belum berhenti mengalir. “Tapi… tapi aku….” bisiknya lagi.
“Aku ada di sini. Yang lainnya juga… semua akan selalu berada di dekat annabeth. Semuanya pasti akan mendukungmu dan menjagamu” kata jonghyun. Ia pun menarik tangan annabeth. “Ayo, kita pergi”
annabeth tak bersikukuh lagi. Ia bangkit berdiri dengan lesu. Namun annabeth jatuh lagi. Ia hampir menyentuh tanah kalau jonghyun tidak menariknya. “Maaf…” bisik annabeth.
“Semangat, dong! Kita harus tetap berusaha dan tak boleh menyerah. Kita pasti bisa menemukan key” kata jonghyun.
annabeth hanya mengangguk. jonghyun pun menuntunnya yang masih gemetar. Mereka hendak melanjutkan pencarian.
“Nah, key! Kalau begini terus princess-mu kuambil lho!” kata jonghyun dalam hati. “Karena itu… kumohon, kembalilah!”


Buaya-buaya itu mengepung dan menyerang minho beserta yang lainnya. Dengan sigap kelima anak itu menghadapi mereka. taemin menyerang dengan kekuatan anginnya, onew dengan kekuatan apinya. Sementara di sisi lain min ho mengatasi dengan kekuatan air dan es. hong gi menghadapi dengan badai. jong hoon membuat tameng yang menjaga mereka jika ada buaya yang lolos dari serangan.
Dalam sekejap mereka berlima menang.
“Berhasil…” kata taemin.
“Sebenarnya kenapa dengan hewan-hewan itu? Mereka tiba-tiba menyerang kita” tanya minho.
Tak ada yang bisa menjawabnya.
“Sebaiknya kita segera pergi dari sini” kata minho, ia berbalik.

Yang lainnya hendak menyusul. Namun…
“Teman-teman, lihat itu!!!” seru taemin.
Semuanya segera berbalik.
Buaya-buaya yang tadi roboh bangkit kembali. Dan menyerang mereka lagi, bahkan dengan lebih brutal. mereka cukup terdesak.
“Kenapa mereka bisa seperti ini?” tanya hong gi.
“Jangan-jangan mereka juga dikendalikan oleh sesuatu?” tanya onew.
Mendengar itu, hong gi pun menghembuskan kekuatan angin ke arah semua buaya. Benar, seperti saat di Green Forest, ada seekor buaya yang tidak dihinggapi bayangan putih.
“Kau pemimpinnya!!” seru taemin sambil menyerang langsung ke arah buaya itu.
Tiba-tiba saja buaya itu berubah dengan sangat cepat. Ia kini berwujud laki-laki berjubah hitam. Lelaki itu dengan cepat menangkis serangan taemin. Dan mendadak ia sudah melesat melewati taemin.
taemin menoleh ke belakang. Ia langsung waspada. Namun ternyata bukan dia tujuan orang itu. Orang itu melesat, melewati serangan para buaya dan….
“onew , awas!!!!” seru hong gi.
onew menoleh ke belakangnya. Terlambat. Tujuan orang itu adalah dirinya!
“onew !!!” seru jonghoon.
Orang itu mengarahkan pedangnya pada onew dan menangkapnya.
“onew hyung!” taemin cemas. Ia hendak menyerang orang misterius itu.
“Jangan bergerak!!” seru orang itu. “Atau nyawa manusia ini melayang”
“Lepaskan onew!” seru hong gi.
“Kau mau aku membunuh manusia ini sekarang?” ancam orang itu.
Semua langsung terdiam.


onew tertangkap. Dan akhirnya yang lainnya terpaksa menyerah. Mereka pun digiring ke sebuah tempat di pinggir sungai dan dibiarkan bebas di sana.
“Saat ini kalian sedang berada dalam dimensi lain. Jangan berpikiran untuk lolos dari sini, karena percuma saja” sahut orang itu sebelum pergi.
Semuanya pun terduduk lesu di rerumputan.
“Maafkan aku. Karena aku, kita jadi tertangkap” kata onew.
hong gi menggeleng. “Sudahlah…” katanya. “Sekarang kita harus memikirkan cara untuk bebas dari sini”
“Tapi… Memang kita ada di dimensi lain seperti apa sih?” tanya jonghoon. Ia memandang sekitarnya. “Kita sedari tadi hanya berjalan biasa saja, tak tampak seperti sedang memasuki dimensi lain”
Memang, mereka ditempatkan di tempat yang seolah tak jauh berbeda dengan situasi di tempat tadi. Sekeliling mereka hanya pepohonan biasa. Dari kejauhan malah tampak sebuah rumah. Sementara di dekat mereka ada sungai kecil yang mengalir.
“Mungkin kalau kita berjalan ke arah sana, kita bisa menemukan sesuatu” kata taemin sambil menunjuk rumah itu.
“Percuma…” seseorang menyahut di dekat mereka.
onew, taemin ,min ho, hong gi dan jong hoon melihat sekitar mereka. Aneh, si pemilik suara itu tak tampak.
“Siapa yang tadi bicara?” tanya onew.
min ho hanya angkat bahu.
“Aku!!!” Kali ini suara itu terdengar kencang.
Semua langsung menoleh.
“Ini aku, jaejin!!” seru orang itu lagi.
Semuanya pun tersadar. Di dekat mereka ada seorang manusia yang sedang menggunting kuku.
“ jaejin!!!! Akhirnya kami menemukanmu!!!” hong gi langsung bersorak gembira dan memeluk jaejin.
“Hei, lepaskan aku! Aduuh!” seru jaejin.
“Iya, maaf! Sampai tak sadar” kata hong gi. Ia melepas jaejin.
“Syukurlah kamu selamat” kata min ho.
jaejin tersenyum namun segera tertunduk.
“Kalau begitu key sekarang ada di dekat sini ya? Kau bersamanya khan?” tanya taemin.
“Kami terpisah” sahut jaejin. Ia menghela napas.
“Apa yang terjadi?” tanya onew.
“Kami melawan orang berjubah hitam itu. Tapi kelelahan, sementara orang itu tidak. Akhirnya…..'' jaejin diam sejenak.
“Akhirnya??” hong gi tak sabaran.
“key…. Terkena serangan orang itu” sahut jaejin
“Tapi dia baik-baik saja kan??” tanya min ho.
jaejin menggeleng. “Aku tak tahu. Aku tak sempat memulihkannya. Tenagaku waktu itu terkuras habis karena pertarungan yang tak berakhir. Sebelum dilukai, key sempat meminta agar orang itu tak membunuhku. Lalu aku pun dibawa ke tempat ini” kata jaejin.
“Kejadiannya di sebuah rumah rusak ya?” tanya onew.
jaejin mengangguk.
“Kalau begitu, benar. Kami menemukan bekas darah yang masih cukup baru di lantai…” kata taemin.
Berarti key sendirian di sana… tanpa pertolongan??” hong gi cemas.
“Ya, aku kuatir mungkin dia sudah….” Kata jaejin.
“Tidak!!” bantah min ho. “Kenyataannya kita tak menemukan key di sana!”
“Benar juga. Kalau key memang meninggal waktu itu, seharusnya tubuhnya masih di sana!” kata onew.
“Kita hanya bisa berharap….” Kata jong hoon.



Siang berubah menjadi sore dan sore pun berganti menjadi malam. jonghyun dan annabeth telah lama berkeliling mencari key. Mereka pun menjadi lelah.
“Bagaimana kalau kita beristirahat di sini?” usul jonghyun.
annabeth menggeleng. “Aku ingin segera menemukan key” sahutnya. Namun ia terlihat sudah sangat lelah.
“Besok kita lanjutkan lagi, ya? Percuma saja kita mencari sekarang. Hari sudah gelap. Kita tak bisa melihat dengan jelas. Kalau besok, kita bisa mencari dengan teliti” kata jonghyun.
annabeth memandang jonghyun dengan tatapan malas. Ia tak ingin berdiam diri. Kalau bisa, ia ingin langsung menemukan key dan barulah beristirahat. Ia ingin agar perasaannya tenang. Tapi annabeth tahu, jonghyun benar. annabeth harus beristirahat. Dan percuma mencari di dalam kegelapan. annabeth pun akhirnya mengangguk.
jonghyun tersenyum. “Kalau begitu, kita cari rumah yang tidak terlalu berantakan saja” katanya. Ia menoleh ke kanan kiri. Ada dua rumah di sana. Satunya masih terlihat cukup baik.
Mereka berdua pun melihat keadaan di dalamnya. Ya, tak terlalu berantakan. Tak ada kaca-kaca pecah yang berbahaya. Tak lama kemudian, mereka telah duduk diam di dalam rumah itu.
annabeth tampak murung dan gelisah. Tapi ia mencoba menenangkan perasaannya. Berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia memang harus istirahat sekarang.
jonghyun membersihkan sedikit lantai di sekitar mereka dari tumpukan kayu bekas. Ia juga menyingkirkan sedikit debu. Ada sebuah sapu yang masih bisa dipakai di sudut rumah itu. “Kita makan dulu, yuk! Dari tadi siang kita belum makan” ajak jonghyun kemudian.
annabeth menggeleng. “Gelap” katanya. “Aku jadi tak ingin makan”
jonghyun menyalakan api dengan sisa-sisa kayu disekitarnya.
“Kamu harus makan! Kalau tidak, bagaimana kamu akan kuat mencari key besok?” kata jonghyun. Ia segera mengeluarkan kotak makanan dari tas yang dibawanya. “Ayo, makanlah” tawar jonghyun.
Kata-kata itu membuat annabeth tergerak. Ia meraih sepotong roti dari kotak bekal itu dan segera makan.
“Maaf ya... aku memang cuma membawa roti. Aku tak tahu kalau di sini sepi dari makhluk hidup lain. Padahal di green forest kita bisa berburu. Aku jadi menyesal tidak membawa cukup makanan” kata jonghyun sambil menikmati rotinya.
“Aku malah tidak bawa apa-apa. Kupikir aku bisa segera menemukan key….” Bisik annabeth.
“Besok pasti kita bisa menemukannya!” sahut jonghyun
“Kenapa kamu tampak seyakin itu?” tanya annabeth.
“Karena… kalau kita tak segera menemukan key dan pergi dari sini, kita akan mati kelaparan” canda jonghyun. “Ah, sudahlah! Kita pasti bisa segera menemukannya”
annabeth diam lagi. “Kira-kira key makan apa sekarang?” tanyanya dalam hati. “Dia juga tak tampak membawa bekal sewaktu berangkat ke sini”
jonghyun juga membawa beberapa botol minuman. Ia memberikan satu untuk annabeth.
Selesai makan, annabeth langsung merebahkan diri di lantai. Ia ingin segera tidur. Ia ingin pagi segera tiba, agar ia bisa segera pergi mencari key. jonghyun tak memprotes annabeth yang tidur lebih cepat. Ia pun memilih lekas tidur.
Tak lama kemudian mereka berdua terlelap.



Tengah malam.
annabeth dan jonghyun telah tertidur pulas. Mereka tak sadar ada yang mencoba mendekati mereka. Dan orang itu menghunuskan pedang ke arah mereka berdua.
“Yang mengganggu tidurku harus mati….” Bisik orang itu. Ia menyerang ke arah annabeth.
Trangggg…..
Terdengar suara pedang yang beradu. Mendengar itu, jonghyun dan annabeth terbangun.
Keadaan sekitar mereka gelap. Jadi mereka tak bisa mengetahui dengan jelas apa yang terjadi. Yang terdengar hanya suara pertarungan antara dua orang.
“Siapa?” tanya annabeth. “Siapa kalian?”
Tak ada jawaban.
jonghyun menyalakan api dengan kayu di dekatnya. Dan kini terlihat siapa saja orang-orang yang bertarung. Orang misterius berjubah hitam yang menyerang mereka kemarin. Dan key!
Orang misterius itu menoleh pada jonghyun dan annabeth yang telah terbangun. Mendadak ia pun mundur.
“Kalian tak akan lolos” bisiknya. Ia pun menghilang.
annabeth terpana melihat sosok key kembali berdiri di hadapannya. Ia tak peduli pada orang misterius itu. Ia menatap key. “Tapi… kenapa harus dalam situasi seperti ini lagi??” tanya annabeth dalam hati.
Ya, Sosok yang annabeth lihat sama seperti sosok yang dilihatnya sebelumnya. key tampak tak nyata. Walau annabeth dan jonghyun dapat melihat key, mereka juga bisa melihat pemandangan di belakang annabeth, menembus tubuh itu.
“Kenapa???” tanya annabeth. Ia memejamkan mata erat-erat, tak ingin mempercayai apa yang dilihatnya. “Kenapa, key?”
key hanya diam. Ia menatap annabeth. Ia tampak sedih sekali.
“Apakah benar…. Ini adalah tanda bahwa kamu memang sudah meninggal? Apakah aku sudah tak bisa bersama denganmu lagi?” tanya annabeth. Ia pun menatap key lekat-lekat.
Bibir key bergerak, seolah ingin mengatakan sesuatu. Tapi annabeth langsung maju. Ia melingkarkan tangannya ke sekeliling sosok key itu, seolah hendak memeluknya.
annabeth gemetar. “Biasanya aku bisa merasakan hangat tubuhnya… Biasanya aku merasa sangat nyaman di dekatnya…. Tapi sekarang…. Sudah tak mungkin lagi! Sudah tak mungkin!!” jerit annabeth dalam hati.
“Aku mengerti. Aku harus mencoba mengerti….” Bisik annabeth. “Aku harus kuat. Walaupun kau sudah tak ada lagi. Walaupun kita tak akan pernah bisa bersama lagi….”
“A-ku ma-sih hi-dup” Tiba-tiba jonghyun angkat bicara.
annabeth tersentak dan menoleh pada jonghyun. Rupanya jonghyun sejak tadi terus melihat key.
“A-ku ma-sih hi-dup… A-nna-bbb-etth….” Kata jonghyun lagi. jonghyun menoleh pada annabeth. “Aku sedang membaca gerak bibir key” katanya pada annabeth yang menatapnya heran.
annabeth nyaris tak percaya. Ia melepas ‘pelukannya’ dan menatap key lekat-lekat.
Bibir key bergerak lagi. “Ja-ngan me-na-ngis” jonghyun berusaha menerjemahkannya. “A-ku be-nar-be-nar ma-sih hidup”
“Benarkah itu? Benarkah kau masih hidup??” tanya annabeth, nyaris tak percaya.
key tersenyum dan mengangguk. Ia hendak bicara lagi.
“Wak-tu-ku ti-dak ba-nyak “ jonghyun menerjemahkan gerak bibir key lagi. “Ca-ri-lah… dan te-mu-kan a-ku…”
“Mencari? Kemana?” tanya annabeth.
Namun perlahan-lahan sosok key menghilang.
“key, tunggu! Kemana aku harus mencarimu???” seru annabeth.
key seolah hendak menjawab, namun sosoknya keburu lenyap.
“keyyyy!!!!” panggil annabeth. Ia pun berusaha tersenyum. “key, tunggu aku!!! Aku pasti akan segera menemukanmu!!”


Pagi-pagi annabeth telah bangun. Ia pun membangunkan jonghyun. annabeth ingin segera melanjutkan perjalanan. Ia tampak lebih bersemangat
jonghyun tampak senang dengan perubahan sikap annabeth. Tentu saja, kini mereka telah mengetahui bahwa key masih hidup. Hanya saja mereka harus mencarinya. Setelah makan sedikit roti, mereka melanjutkan pencarian. Tapi tetap saja, kemanapun mereka pergi, tak ada jejak key di sana.
“Seandainya saja key memberi petunjuk dimana kita harus menemuinya…” kata annabeth, lirih.
“Kemarin dia keburu menghilang. Kalau saja ia bisa menjelaskan kira-kira dimana dia berada sekarang…” kata jonghyun. “Tapi yang kemarin kita temui itu apa dong? Masa bayangan key? Roh key?”
“key kan berkata bahwa ia masih hidup! Masa rohnya kemana-mana?” annabeth tak setuju.
“Iya juga sih…” sahut jonghyun
“Yang pasti, kita akan tahu kalau sudah bertemu dengannya” kata annabeth.
jonghyun mengangguk-angguk. Dalam hati, ia benar-benar senang. “Akhirnya annabeth bisa bersemangat lagi!” pikirnya.
annabeth mengayunkan langkahnya dengan santai namun mantap. Senyumnya juga berbeda dari biasanya. Akhirnya ia bisa bangkit dari kesedihan.
Mendadak kabut tebal menyelimuti sekitar mereka. jonghyun buru-buru menggenggam tangan annabeth.
“Hati-hati, kita bisa tersesat” sahut jonghyun.
annabeth mengiyakan. Ia ingat saat kemarin terpisah dari teman-temannya. Waktu itu juga kabut tebal seperti itu muncul.
Tiba-tiba…
Seorang perempuan berjubah hitam dengan topeng itu datang lagi. Ya, dia adalah perempuan yang menghadang mereka kemarin, saat mereka itu baru terpisah dari yang lainnya.
“Jangan lari!” kata perempuan itu.
jonghyun menoleh pada annabeth.
annabeth hanya diam, dengan sikap waspada.
“Kita lari, annabeth! Dia tampak berbahaya….” Kata jonghyun. Ia siap berlari sambil menggenggam tangan annabeth.
annabeth pun hendak berbalik, siap pergi.
“Tunggu!” seru perempuan itu. “Dengarkan aku dulu! Aku tak bermaksud jahat”
annabeth berhenti dan menoleh. Ia menatap perempuan itu lekat-lekat.
jonghyun terpaksa diam juga. “Ayolah, annabeth! Bisa saja dia cuma berpura-pura” katanya.
Perempuan itu membuka topengnya. Kini tampaklah sesosok perempuan yang sangat cantik. Namun ia memiliki daun telinga yang aneh. Beda dari telinga manusia biasa, daun telinga perempuan itu meruncing.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya annabeth.
“Aku adalah wind fairy.Namaku soo eun kim soo eun” sahut perempuan itu.
“wind fairy? Kau ingin menangkap kami yang telah lancang masuk? Maaf, kami hanya ingin mencari teman-teman kami yang hilang” kata jonghyun.
“Bukan! Bukan aku yang menangkap teman-teman kalian!” sahut so eun. “Dan aku menemui kalian sejak kemarin karena ingin bertanya”
“Bertanya?” annabeth heran.
so eun mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya. Sepotong baju berwarna hijau. “Kalian mengenal pemilik baju ini?” tanya so eun.
annabeth terkejut. Ia sangat mengenalnya. Itu baju key! Ia memang memakai baju itu saat masuk ke hutan itu. “Ya…. Itu milik key!!” seru annabeth. Ia berlari kencang ke arah so eun.
“Benar juga.. kalau tak salah, itu namanya… manusia itu memanggilnya key” sahut so eun.
so eun pun memberikan baju kepunyaan key itu pada annabeth. jonghyun segera mendekati mereka. Bersama annabeth ia memperhatikan baju itu. Memang, annabeth tidak salah. key sering memakai baju itu sehingga mereka hapal. Namun kini ada noda darah di baju itu.
“Aku mencoba mencucinya, tapi noda itu sulit hilang” kata so eun.
annabeth mendekap baju itu erat-erat dan menatap so eun.
so eun pun tersenyum. “Ikut aku” ajaknya.
annabeth dan jonghyun saling pandang.
“Aku tahu dimana key berada sekarang” kata so eun lagi.

TO BE CONTINUED

Kamis, 04 Maret 2010

flower's lady

niey ff bkan w yg bkin w cuma copy ja, niat'y tadi cast'y mo w ganti ma nak" SHINee. pi ribet bnget ngedit'y coz bnyak org !!!
buat yg ga suka nc ga sah baca !!!
ok~ kalian boleh baca ampe selese 'n jngan lupa RCL.

--------------------------
-------
FF/Flower’s Lady/NC21/One Shoot

Cast :
Park Yu Chun
Jung Yunho
Jung YooRi

Cameo :
Kim Jaejoong
Kim Junsu
Shim Changmin
---------------------------------

Yoori tersentak ketika didengarnya suara piano itu. Lagi-lagi suara itu mengagetkannya, membuatnya mau tak mau terseret dalam irama sendu “BEGIN” yang mengalun syahdu. Sudah tiga malam berturut-turut suara itu memecahkan keheningan malam di villa ini. Semenjak Yunho, kakaknya datang dari Seoul untuk berlibur disini dengan ketiga temannya, maka “BEGIN” tersebut selalu muncul diudara malam yang dingin berkabut dan mengayunkan siapun yang mendengarnya dalam suasana damai yang lulut.
Sekilas Yoori membayangkan pemainnya. Namanya Yuchun, Park Yuchun. Teman sekuliah Yunho. Seorang leleki pendiam, tinggi dan tampan. Ia datang ke villa untuk liburan tahun baru dan sekaligus menghirup udara gunung yang sejuk, kata Yunho sewaktu mereka datang pertama kali. Yuchun sendiri memang tampak tidak banyak bicara, selama dua hari ini kerjanya hanya duduk-duduk d bukit sebelah utara villa, merenung dan sesekali bersenandung. Jika Yunho, Jaejoong, Junsu dan Changmin sibuk menjelajah hutan dekat villa untuk berburu, Yuchun malah lebih suka diam di kamarnya. Membaca buku atau menulis-nulis, entah apa yang ditulisnya.

Yoori sendiri sebetulnya tidak mau ambil pusing, tetapi entah kenapa di dasar hati kecilnya ia selalu ingin tahu lebih banyak tentang lelaki itu. Memang aneh, sebab selama ia mengasingkan diri ke villa ini, segala macam pikiran tentang laki-laki selalu dijauhkannya, ia merasa macam pikiran tak berharga untuk berfikir tentang laki-laki. Ya,, dengan satu kaki yang lumpuh ini, siapa yang mau menyediakan waktu untuk berpaling memperhatikannya. Tak seorang pun, siapa sih yang mau punya pasangan gadis cacat, meski gadis itu cantiknya selangit. Yoori merasa bahwa dirinya tak berguna, tak berdaya dan tersingkirkan dari dunia. Jadi untuk apa berfikir tentang lelaki, itu hanya menambah sakit hati, kecewa yang panjang dan sejuta kepedihan.

Tapi kenapa kali ini dia harus membayang-bayangkan wajah Yuchun terus, karena ganggunan suara piano itukah?? Atau karena ….. entahlah, Yoori dengan kebingungan berusaha menghibur dari pikiran-pikiran yang mengganggunya tiba-tiba. Dengan tertatih-tatih ia berjalan dengan bantuan tongkatnya ke jendela. Dibukanya jendela dan dihirupnya udara malam yang menyerbu masuk. Bintang-bintang seakan pudar dibalik kabut. Yoori menghela nafas panjang.

Ini adalah malam tahun baru, dimana seluruh dunia kan merayakannya dengan meriah.
“Ah,, kenapa malam tahun baru ini begitu sepi? Biasanya villa ini selalu ramai mulai seminggu yang lalu, semua orang sibuk, tapi kali ini?? Appa tidak bisa datang karena sedang seminar di pulau Jeju, omma sedang menemani Harabheojhi yang sedang sakit. Jadi hanya Yunho dan ketiga temannya itu yang bisa datang menemani Yoori. Padahal Yunho, Jaejoong, Junsu dan Changmin dari sore tadi keluar rumah, entah kemana. Huh, lengkap sudah kesepianku.” Bisik Yoori dalam hatinya.
Terbayang dimatanya masa kanak-kanak yang indah dulu, malam tahun baru selalu menggembirakan, menggairahkan dan penuh gemilang tawa serta senyuman. Apalagi waktu itu keduakakinya masih normal. Yoori menghapus air matanya. Sekarang kegembiraan, kegairahan, tawa dan senyum itu sudah lenyap tanpa bekas. Dan yang paling mengerikan salah satu kakinya telah lumpuh akibat suatu kecelakaan yang menimpanya tiga tahun yang lalu.
“Dalam keadaan seperti ini, aku hanya akan melewatkan sisa hidupku dalam cengkraman waktu yang menjemukan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa dan akan hidup terus di sebuah jurang gwlap yang sunyi sampai kelak Tuhan mengulurkan tangan-Nya dan membawa ku pergi kesisi-Nya.” Yoori membiarkan air matanya turun dan jatuh menetes kelantai.
Tapi tiba-tiba ia mengankat kepalanya dan mengerutkan kening, suara alunan piano itu tiba-tiba lenyap. Aneh. Padahal lagunya belum habis. Yoori menunggu. Sepuluh detik, semenit, dua menit, lima menit. “Kemanakah gerangan Yuchun? Ketiduran? Rasanya tidak mungkin, mereka berlima sudah janji untuk minum-minum tengah malam nanti, sambil menyambut datangnya tahun baru. Jadi tidak mungkin bila Yuchun tidur jam segini. Lalu kemana?” batin Yoori terus bertanya.
Yoori meraih tongkatnya, menghapus sisa air matanya dan berjalan tertatih-tatih keluar kamarnya. Ruang tengah sepi. Sebuah papan catur dengan buah-buah bidaknya yang berserakan terpasang di meja. Mungkin bekas Yunho dan Changmin sore tadi. Ruang tamu juga sepi. Hanya foto keluarga yang terpajang di sudut ruangan.

Yoori memperhatikan sejenak dan sekilas rasa harunya tumbuh lagi. Foto keluarga itu sama seperti dirinya, teronggok dalam sepi dan terlupakan. Yoori menggelengkan kepala, mengusir rasa sentimental yang menggerumuni dadanya dan meneruskan langkahnya kebelakang. Di pintu serambi belakang, Yoori tertegun. Dilihatnya Yuchun bertopang dagu, menatap ke kejauhan dengan sorot mata kosong. Pianonya ditinggalkan begitu saja di dalam ruangan.
“Kenapa berhenti?” tiba-tiba pertanyaan itu tercetus dari bibir Yoori. Yuchun tak bergeming. Ia menghela nafas panjang seakan ingin menghempaskan seluruh perasaannya.
“Yuchun shi,, kenapa berhenti? Lagu itu belum selesai.” Tegur Yoori.
Yuchun menatap tajam pada Yoori, kemudian menggeleng. “Alangkah sepinya dunia ini…” gumam Yuchun seperti orang mengigau.
“Ya, karena engkau sendiri yang cari penyakit. Di Seoul kan ramai, banyak hiburan, kenapa kau justru kesini?” kata Yoori menimpali.
“Dikota seperti Seoul pun kita bisa kesepian, Yoori.” Kata yuchun sambil menatap Yoori dengan lembut.
“Mana mungkin? Di Seoul banyak tontonan, banyak club malam atau bar untuk minum dan berdansa, mana mungkin kesepian?” kata Yoori berusaha meyakinkan.
Yuchun menghela napas panjang, kemudian perlahan bangkit dari duduknya dan menuju pianonya lagi. Terlontar suara lagu “U only love” yang begitu indah dari tuts piano yang dimainkan oleh Yuchun.
“Aku memang kesepian, tapi aku suka tinggal disini. Aku lebih suka hidup kesepian disini dari pada memendam kepedihan di kota.” Kata Yuchun sehela berhenti memainkan pianonya.
“Kepedihan? Apa maksudmu?” Tanya Yoori penasaran.
“Yunho tak pernah cerita padamu tentang diriku?” Yoori hanya menggelengkan kepalanya. Seiingatnya Yunho tak pernah bercerita apa-apa tetnang Yuchun. “Apa yang dimaksud lelaki ini?” batin Yoori.
“Ini adalahmalam tahun baru, bukan? Sebuahkenangan pahit dan pedih selalu muncul dihatiku bila malam tahun baru tiba. Sudah tiga tahun berturut-turut aku harus mereguknya, dan kenangan pedih itu masih terus datang dan datang.” Yuchun menggelengkan kepalanya, kemudian menyembunyikan wajahnya dalam rangkuman jari-jarinya. Yuchun terisak, menangis. Yoori menatap tanpa berkedip, lelaki yang begitutampan ini tiba-tiba menangis.
“Yuchun, kau kan laki-laki, tak seharusnya hatimu begitu rapuh!” Yoori menegur sedikit keras. Yuchun berhenti terisak.
“Tak berdukakah kau bila seseorang yang paling kau cintai tiba-tiba direnggut maut tanpa kau duga? Tidak pedihkah hatimu?” sentak Yuchun dengan mata merah.
Yoori terkejut. “Jadi Yuchun patah hati? Pantas saja ia begitu pendiam, tak suka banyak omong dan kerjanya termenung-menung seperti orang linglung.” Pikir Yoori sesaat sambil menatap lekat wajah Yuchun yang bersimbah dengan air mata.
“Kami waktu itu masih sempat ke gereja bersama. Berdoa berdua dimalam tahun baru malahan dia masih sempat memainkan sebuah lagu yang begitu indah dengan pianonya untukku. Dan tiba-tiba saja ia meninggal sewaktu taksi yang dinaikinya sepulang dari gereja tabrakan. Aku menyesal sekali, kenapa waktu itu tidak mengantarnya pulang hanya gara-gara sibuk mempersiapkan tahun baru bersama yang lain. Dia tunanganku itu, pergi tanpa meninggalkan pesan apa-apa.” Yuchun kembali menggelengkan kepalanya seolah-olah tidak pernah yakin akan peristiwa itu.

Yoori menatap tak berkedip. Kisah yang menyedihkan, seperti sebuah cerita komik saja. pantas kalau Yuchun begitu menderita ketika ditinggal tunangannya itu. Yoori menghela nafas, tetapi seharusnya Yuchun tidak usah terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Ia harus tahu bahwa biarpun ditangisi sampai air mata kering, tunangannya itu tidak mungkin kembali. Tuhan telah mengambilnya, seharusnya ia merelakannya dan tak usah terus menerus hidup dalam duka. Ia harus sabar.
“Maafkan aku, Yuchun shi. Aku tidak menyangka engkau telah mengalami begitu banyak kepedihan, tetapi kalai aku boleh menyarankan, sebaiknya engkau merelakannya. Ia sudah memperoleh kedamaian bersama Tuhan, bukan?” kata Yoori sedikit menggurui.
“Ya,, ya,, kata-kata hiburan semacam ini sudah ribuan kali kudengar.” Kata Yuchun coba mengelak.
“Syukur bila kau mau mengerti. Bila kau terus menerus hanyut dalam keadaan semacam ini, bagaimana masa depanmu? Kau tak mungkin memikirkannya terus? Kau bisa menghibur dirimu dengan hal-hal yang bermanfaat dan berangsur melupakannya.” Tiba-tiba saja Yoori memberondongkan sederet nasehat.
“Bagaimana dengan dirimu sendiri Yoori?” tiba-tiba Yuchun mengangkat wjahnya, menatap tajam pada Yoori yang berdiri tergetar dengan tongkat yang menopang tubuhnya. Tatapan mata yuchun seolah merontokkan seluruh dirinya. Yoori menggeleng perlahan dan berusaha mencapai kursi. Yuchun bangkit dengan sigap dia membantu Yoori duduk.
“Aku memang kadang-kadang merasa tidak berguna, dengan keadaan tubuh seperti in, masa depanku habis dan kosong.” Kata Yoori pasrah.
“Anio,, Yoori. Siapa bilang begitu? Kau jangan berkecil hati. Masih terbuka hari depan gemilang bagimu.” Kata Yuchun meyakinkan.
“Kau bisa menghibur dirimu dengan hal-hal yang bermanfaat dan lupakanlah ketidaksempurnaanmu.” Tambah Yuchun.
Yoori menatap yuchun tajam, lalu tersenyum. “ kau menyontek kata-kataku.” Kata Yoori. Yuchun ikut tersenyum. Tiba-tiba saja suasana menjadi begitu akrab, hingga kehadiran Yunho dan yang lain datang dengan sekeranjang oleh-oleh. Yunho terheran-heran melihat adiknya bergurau gembira sangat dekat dengan Yuchun. Silumpuh yang patah semangat bisa juga bercanda dengan si pemurung yang broken heart. Keajaiban malam tahun baru kah ini?? Tapi Yunho menyimpan rasa heran itu dalam hatinya.

Dihalaman belakang villa itu kini penuh dengan keramaian, pesta kembang api yang sangat meriah dan indah juga berkaleng-kaleng minuman yang telah diteguk oleh kelima pria itu membuat mereka sedikit menggila, mereka berteriak dan tertawa dengan begitu lepasnya. Sungguh menghidupkan suasana ketika Jaejoong harus kalah untuk kesekian kali dalam permainan bersama Changmin, sangat lucu dan juga kasihan ketika dia harus menerima hukuman meminum satu persatu botol bir yang disedikan.
“Oppa aku kedalam dulu ya,, aku ma istirahat.” Kata Yoori pada Yunho.
“Biar aku bantu.” Kata Yuchun menawarkan bantuannya. Yoori hanya tersenyum dan kini mereka berjalan menuju kamar.
Yuchun terus memapah Yoori hingga sampai di dalam kamar Yoori, namun karena banyak bir yang dia minum tanpa sengaja dia terjatuh dalam pelukan Yoori yang kini tengah berdiri di depannya. Tanpa adanya keseimbangan mereka berdua terbaring bersama di dalam ranjang yang cukup besar untuk ukuran seorang gadis yang sendirian. Degup jantung Yoori kini semakin cepat terasa, rasa sesak menjelajah di seluruh nafasnya, berat badan Yuchun tak dapat dia tahan lagi, suara pintu kamarnya yang tiba-tiba tertutup rapat menyadarkannya, didorongnya tubuh itu kesampingnya. Direbahkan dengan sangat hati-hati, Yuchun seperti terlelap dalam mabuknya, namun bibirnya terus bergumam, sayup-sayup telinga Yoori mendengarnya, dia memanggil nama seseorang didalamnya.

“Yoori,, Yoori,,” alangkah terkejutnya Yoori mengetahui namanya lah yang dipanggil oleh bibir indah itu. Fikirannya terus bertanya kenapa lelaki ini memanggil namanya. Wajah Yuchun yang begitu damai saat ia tertidur, bagaikan tidak ada masalah apa-apa yang terjadi pada dirinya. Yoori memandang lekat-lekat wajah malaikat itu begitu lama, wajah mereka begitu dekat dan tak ada satupun yang menghalanginya. Yoori tersentak ketika Yuchun terbangun dan bibir mereka berpaut satu sama lain, tangan Yuchun yang memegang erat leher Yoori dan mencium bibir tipis Yoori dengan sangat lembut. Entah kenapa perasaan apa yang tiba-tiba menelusup kedalam relung sanubari Yoori, dia menikmati tiap cumbuan yang Yuchun berikan di bibirnya dan membiarkan lelaki itu menjalarkan serangannya kearah lehernya kini. Kenikmatan bercumbu dengan laki-laki yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya kini ia dapatkan. Yoori sejenak tersadar dari kenikmatannya itu, dan berusaha melepaskan kecupan Yuchun yang kian lama kian memanas. Namun tarikan dekapan lelaki itu begitu kuat pada tubuh Yoori dan menajadikan tubuhnya kini rata sejajar dengan tubuh Yuchun yang terbaring. Yuchun membuka matanya dan menepis rambut Yoori yang menghalangi wajahnya.
“Saranghae,, jongmal saranghae,, Yoori.” Ucapan Yuchun membuat Yoori tercengang tak dapat berkata apapun. Dia diam seribu bahasa, dan hanya dapat tertegun dalam pelukan hangat tubuh Yuchun.

Tak lama berselang dari perkataannya tadi, yuchun kini mulai mencumbu Yoori kembali, dan Yoori yang kini tidak dapat lagi mengawal dirinya juga terhanyut dalam cumbuan Yuchun, cumbuan itu berubah menjadi lebih intim setelah keduanya menanggalkan pakaian mereka masing-masing. Desahan demi desahan telah terlontar begitu saja dari mulut Yoori, kedua nipplenya yang kenyal itu kini sedang dijilati dan dikulum oleh Yuchun. Kesadaran mereka telah hilang lenyap saat itu, Yoori merasakan dunianya saat ini sangat indah, seorang gadis cacat fisik yang telah kehilangan kepercayaan diri kini tengah merengkuh cinta dari seorang lelaki yang baru beberapa hari saja dikenalnya, Hangat tubuh Ychun mulai terasa ke sela-sela tubuh Yoori, keringat mereka mulai mengalir, ciuman yang semakin liar dan desahan yang terkadang terasa sesak begitu menggairahkan bagi keduanya. Yuchun begitu lembut mengarahkan Yoori yang telah terbuai dalam kenikmatan yang ia ciptakan, dengan satu gerakan cepat kini Yuchun sudah berada diatas tubuh indah nan molek tanpa selembar benangpun yang menutupinya. Pemandangan paling indah yang dilihat oleh Yuchun selama dia berada di villa ini. LIdah mereka yang masih saling terpaut, membuat ciuman itu semakin memanas. Yoori merakan ada sesuatu yang masuk secara perlahan kedalam bagian paling intim dalam tubuhnya.
“Sttzz,,, aaaahhhh,,,aaahhh,,” desahan itu terus berulang dan berulang tiap kali Yuchun secara perlahan menjejalkan jarinya kedalam daerah intim Yoori. Rasa perih tersebut amat dinikmati Yoori, tangannya yang halus mulai mengelus dada Yuchun, tubuhnya yang mungil, tersentak mengeliat saat mengeluarkan cairan putih yang membasahi bagian tangan yuchun dan itu membuatnya merasa lebih terangsang lagi, setelah jarinya keluar dari milik Yoori dijilatnya cairan itu dan kini ia melancarkan serangannya. Jari-jari Yuchun membelai lembut milik Yoori dengan lincahnya. Tubuh Yuchun yang tak teralingkan oleh apapun juga memperlihatkan dengan amat jelas miliknya. Yoori terperangah melihat milik Yuchun sudah menegang. Yoori mengocok milik Yuchun atas permintaan Yuchun padanya, makin lama makin cepat yang menimbulkan desahan hangat dari bibir sexy Yuchun.
"aaaaaaarrrrggghhhh...” rintih Yoori saat milik Yuchun mulai masuk kedaerah intimnya. Yuchun sedikit sulit untuk memasuki deerah itu sebab sebelah kaki Yoori yang masih belum dapat digerakan membuat dia agak sedikit memaksakan miliknya untuk masuk dan menyebabkan keluarnya cairan merah berupa darah dari dalam milik Yoori. Namun rintihan itu segera dia bungkam dengan mencium bibir Yoori agar gadis itu merasa sedikit tenang dan menghilangkan rasa sakit yang dia rasakan kini. Setelah cukup berusaha kini milik Yuchun telah terbenam masuk dengan sempurna dalam milik Yoori. Milik Yuchun terasa hangat berada dalam hipitan milik Yoori, gerakan pinggulnya kini makin cepat teras membuat Yoori mendesah tak tertahankan lagi. Lebih gencar dan lebih gencar lagi Yuchun mengeluar masukkan miliknya, tanpa memperdulikan desahan Yoori, baginya desahan kenikmatan itu begitu merdu ditelinga.
“Aaahhh,, sttzzz,, aaahhh,,,” desahan Yoori semakin kuat merangsang masuk lewat telinga Yuchun. Desah nafas Yuchun membuat Yoori semakin terlena dalam kenikmatan itu. Namun disela deshannya itu Yuchun semakin gencar melancarkan serangannya itu dengan mempercepat kembali gerakannya, dia terus menaik turunkan pinggulnya. Peluh telah membasahi tubuhnya. Yoori merasakan dirinya hampir mencapai puncaknya dan denyutan dimilik Yuchun semakin terasa setelah setengah jam Yuchun menggencarkan serangannya.
“Yoori.. ” ujar Yuchun dengan penuh desahan yang membelai lembut di telinga Yoori. Dengan kedipan mata yang perlahan Yoori menyetujui apa yang akan Yuchun lakukan pada dirinya. Dalam sekali hentakan, mereka mulai merenguh kenikmatan dari apa yang telah mereka lakukan. Yoori merasakan sperma Yuchun telah memenuhi rahimnya. Dia merasakan lemas yang teramat sangat begitu juga dengan Yuchun. Kedua cairan cinta mereka menjadi satu dan menyembul keluar mengotori sprai tempat tidur Yoori. Sesaat kemudian, Yoori mendengar desahan kepuasan yang keluaran dari mulut Yuchun. Dengan perlahan Yuchun melepaskan dirinya dari Yoori dan berbaring disisi gadis itu.
“Miane,, kalau pada awalnya aku telah melukaimu, miane kalau kau terlena akan perlakuanku, miane kalau kau menyalahkan apa yang telah kulakukan. Tapi terimakasih karena kau telah mau melakukannya denganku, walau ku tau kau pasti akan membenciku pada akhirnya.” Kata Yuchun dengan nafas yang sedikit memburu.
“Aku tidak akan pernah memaafkan kelakuanmu ini padaku. Aku akan terus menyalahkan dirimu yang telah merenggut kegadisanku, tapi aku juga akan berterima kasih karena kau mau melakukannya dengan gadis cacat ini.” Kata pertama Yoori yang keluar dari mulutnya terasa begitu indah ditelinga Yuchun.
Yuchun tersenyum dan memeluk Yoori dengan erat, dirasakannya detak jantung Yoori begitu tenang di atas dadanya yang begitu indah.
“Aku akan mempertanggung jawabkan apa yang telah ku perbuat kepadamu, aku tidak akan meninggalkan gadis ku yang paling indah ini sendirian.” Kata Yuchun meyakinkan hati Yoori. Senyum lembut merekah di wajah Yoori, dia menerima lelaki yang baru saja dikenalnya itu menjadi kekasihnya.

Di hari-hari berikutnya, kedekatan mereka berdua semakin terlihat. Seringkali bila Yunho dan yang lainnya sibuk dengan senapan berburunya, Yuchun membimbing Yoori berjalan-jalan di sekeliling villa. Mereka tidak jarang duduk berdua-duaan dibawah pepohonan pinis yang rindang. Memandang alam yang indah terbentang di depan mata atau mendengarkan permainan piano Yuchun. Keduanya seakan telah terjaring oleh tali sutera yang tak tampak, yang membuat mereka semakin akrab dan akrab. Percikan cinta mereka semakin terpupuk hari demi hari. Namun kebersamaan mereka harus terganjal atas kepergian Yuchun, ia harus kembali ke Seoul karena besok luasa kuliah sudah dimulai kembali. Yoori menerima berita itu dengan kepedihan yang tiba-tiba menyeruak di hatinya. Ia membayangkan kembali hari-hari yang sepi, menjemukan dan kosong di villa, tanpa kawan hanya merenung berhari-hari atau bercakap-cakap dengan pelayan yang hanya datang pada pagi sampai sore saja.

Yoori tiba-tiba merasa kehilangan. Selama ini secara tak disadarinya ia telah berangsur-angsur melupakan dukanya dan mengecap hari-hari manis bersama Yuchun, dan kini Yuchun pemuda itu akan berlalu. Yoori tak tahu harus berbuat apa, akan tetapi yang pasti ia tidak mungkin menahan Yuchun untuk terus menemaninya disini.
“Walau dia berjani untuk bertanggung jawab pada diriku, tapi gadis cacat sepertiku ini, mana mungkin ia bisa menerimaku. Mana mungkin dia mau hidup bersama gadis cacat sepertiku.” Kata Yoori dengan sentimentil. Yoori merasa air matanya mengalir turun makin deras, dan malam itu ia sama sekali tidak bisa tidur dengan lelap, akibatnya ia kesiangan esok harinya. Yuchun sudah pergi sewaktu ia bangun. Yunho dan yang lainnya juga tidak ada. Yoori menghela nafas panjang, berusaha menahan air matanya yang nyaris jatuh.
Diserambi belakang, Yoori tertegun. Serumpun bunga mawar putih yang masih segar terpajang elaok dalam vas bunga.
“Siapa yang menaruh mawar-mawar itu? pelayan sudah tentu bukan, mereka belum datang jam segini. Yunho? Rasanya juga tidak mungkin. Dia bukan termasuk tipe pemuda yang menyukai keindahan bunga. Jadi siapa?” kata Yoori dalam hatinya. Namun Yoori tersentak menemukan secarik kertas dibawah vas bunga itu. Cepat-cepat ia mengambilnya dan membacanya :
“Seumpun bunga mawar putih untuk gadis ku yang paling indah. Sebagai kenangan di malam tahun baru yang indah, yang telah menghapus kenangan pahit dan sekaligus meyakinkan diriku bahwa masih ada hari esok yang gemilang bagiku.”
Yoori mendekap secarik kertas itu ke dadanya dan menjulurkan hidungnya, mencium bunga mawar putih yang masih segar itu.
“Kalau suatu ketika nanti aku daang kembali ke villa ini, maukah kau menerima pinanganku dan menerima ku menjadi milikmu seutuhnya, Yoori?”
Tulisan tambahan itu begitu menyentuh dihati Yoori. Ia berusaha tersenyum ditengah keterharuann yang tiba-tiba menyergapnya.
“Tentu,, tentu aku akan menyambutmu, Yuchun oppa. Aku akan menyambutmu dengan senyum dan hati yang terbuka.” Kata Yoori sambil memeluk erat bunga mawar putih didalam vas.

--THE END--

Senin, 22 Februari 2010

shinee

shinee (baca: SHINee)
terdiri dari personel yang telah di audisi oleh sm entertaiment pada tahun 2000
angotta nya terdiri dari:
leader : lee jin ki A.K.A onew
voc lead : kim jonghyun A.K.A jonghyun
dance lead : lee taemin A.K.A taemin
rap lead : choi minho A.K.A min ho
fashion lead : kimkibum A.K.A key

^shinee^^shinee^^shinee^^shinee^^shinee^^shinee^^shinee^^shinee^^shinee^^shinee^
aku sih suka sama key
hehe
cakepppp
menurutmu?????????





Kamis, 11 Februari 2010

baru satu blog cape nyaaaaaaaaaa bukan main

ohh iya kenalin namaku annisa tapi pakai email ibuku coz emailku error

jadi klo mo panggil panggil aku anisa ajja yaaa ato icha ake chingu???

kim chun chu ssi cakkep di queen seon deok






 

Kim Chun Chu muncul pertama kali di ep.34 dengan kemunculan yang cukup komikal. Ia digambarkan sebagai (kecuali wajahnya yang keren..) anak muda yang manja, banyak maunya, suka mengeluh, lemah, sedikit pesolek, gampang menghamburkan uang, dan dia membuat Dae Nam Bo frustasi.

Tapi sebenarnya Kim Chun Chu sangat cerdas kalau tidak mau dibilang genius. Ada adegan ia dibohongi Mi Saeng dan ngerinya ..ia tahu kalau dibohongi hanya ia sengaja dan pura-pura tidak tahu. Ia berada antara DeokMan dan Mi Shil, tujuannya agar ia dapat memperoleh gambaran utuh mengenai kedua belah pihak, baru ia memutuskan ia akan mendukung yang mana.


Well, siapa Kim Chun Chu ?

Kim Chun Chu adalah putra tunggal Putri Cheon Myeong dengan Bangsawan Kim Yong Su. Ia dikirim ke Dinasti Sui di Cina oleh ibunya demi keamanannya karena Putri Cheon Myeong tahu, pihak Mi Shil pasti akan memanfaatkan Kim Chun Chu. Kim Chun Chu tumbuh besar di Cina dan memiliki banyak pengetahuan. Kelak ia akan menjadi Raja Taejong Muyeol, Raja ke-29 Silla. Memerintah th 654 - 661. Ia sangat pintar berdiplomasi.

Kim Chun Chu sebenarnya adalah seorang Seongol, tapi saat kakeknya yaitu Raja Jinji diturunkan dari takhta, semua garis keturunannya diturunkan dan dianggap tidak pantas untuk naik takhta. Ayah Kim Chun Chu adalah Bangsawan Kim Yongsu seorang Jinggol maka Kim Chun Chu juga adalah jinggol. (biarpun ia cucu Raja dan keponakan Ratu).

Setelah semua keturunan Seonggol meninggal, yang berhak naik takhta adalah keturunan Jingol yang dianggap memiliki kapasitas. Semua orang di pemerintahan ingin Bangsawan Kim Al Cheon (atau So Al Cheon) untuk menjadi Raja. Jabatan Al Cheon waktu itu adalah Sangdaedeung (jabatan tertinggi di pemerintahan, jabatan yang pernah dipegang oleh Se Jong, dan juga Bi Dam). Kim Al Cheon dianggap pantas naik takhta karena selain jabatannya tinggi, ayahnya adalah seonggol dan ibunya seorang jingol. Tapi Jenderal Kim Yu Shin mendukung Kim Chun Chu dan Kim Al Cheon menolak takhta dan merelakannya untuk Kim Chun Chu.

Akhirnya Kim Chun Chu naik takhta dan bergelar Raja Taejong Muyeol. Ia akan menikah dengan adik Kim Yu Sin, Kim Mun Hee. Pada zaman Raja Muyeol, Silla berhubungan erat dengan Dinasti Tang Cina, karena Kim Chun Chu dan Kaisar Gaozong dari Tang adalah teman baik sebelum keduanya menjadi Kaisar.

Raja Muyeol minta bantuan Tang untuk menghancurkan Baekje, Tang mengirimkan 130.000 pasukan dibawah Jenderal Su Dingfang. Sementara, Jenderal Kim YuSin mengirim dari Silla 50.000 tentara dan bertempur dalam pertempuran berdarah melawan Baekje di Hwangsanbeol. Baekje kalah. Raja Uija dari Baekje akhirnya menyerah. Tinggal Goguryeo yang harus menghadapi Silla demi negara kesatuan Korea.

 

makam raja muyeol di gyeongju

Raja Muyeol meninggal bulan Juni tahun 661. Anaknya Kim Beopmin naik takhta dan menjadi Raja Munmu - Raja pertama negara kesatuan Silla. Akhirnya ambisi Raja Jinheung tercapai.


Pertemuan pertama Kim Chun Chu dengan Joo Bang yang kelak akan menjadi penasihatnya yang setia



Kim chun Chu diperankan oleh Yu Seung Ho. Semua fans sudah menunggu kemunculannya. Yu Seung Ho sendiri merasa sedikit nervous dengan harapan yang tinggi dengan kemunculannya. Mereka mengharapkan rating 50%. Ini memberikan tekanan yang cukup besar untuk Yu Seung Ho. Tapi so far, ia cukup capable dan fit dengan karakter Kim Chun Chu. Ia cocok memerankan Kim chun Chu yang sangat muda, menjengkelkan, tapi brillian.

Awalnya Kim chun Chu terlihat seperti anak muda yang ingin memberontak pada orang tua, suka main, dan suka anggur. Tapi ia memainkan strategi politik untuk mempelajari situasi. Siapa lawan dan siapa kawan. Menurutku ia menakutkan. Kalau ada orang dengan usia yang sangat muda dan memiliki kemampuan seperti itu. Kalau ia ada dalam dunia politik benar2 menakutkan tapi juga mengagumkan. Jika ia tersenyum, ia tidak benar2 tersenyum. Ia sudah punya rencana dalam hatinya.